Selamat datang di waktu Indonesia bagian lagi ramai-ramainya ngomongin soal Pilkada.
Betul, Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah, yang dilangsungkan oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat.
Dari tingkat Gubernur dan wakilnya, Bupati dan wakilnya, maupun Wali Kota dan wakilnya.
Ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan hari dilaksanakananya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), setiap provinsi, kabupaten, ataupun kota seakan ingin punya andil dalam euforia menyambut Pilkada serentak gelombang kedua pada Juni 2018 nanti.
Salah satunya dengan, kampanye.
Sekarang, kampanye lewat jejaring sosial acap kali dianggap lebih efisien dibandingkan dengan kampanye dari pintu ke pintu atau door to door.
Capek. Ribet. Menguras tenaga.
Contohnya mendatangi rumah-rumah warga, atau mengadakan pertemuan dengan para pendukung demi menjalin silaturahmi.
Ya, blusukan juga masuk ke dalam salah satu cara berkampanye door to door. Seperti yang sering dilakukan oleh Presiden kita saat ini, hehehehe.
Memang, kurang lengkap rasanya jika di zaman yang serba canggih ini tidak memanfaatkan jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, ataupun Youtube sebagai sarana berkampanye.
“Kok gak kekinian banget sih kampanye gak sewa buzzer selebtweet?”
“Kok gak kekinian banget sih kampanye gak pake selebgram?”
“Kok gak kekinian banget sih kampanye gak pake selebgram?”
…ya kira-kira begitu, lah.
Tapi, kampanye door to door dirasa tetap punya segmen tersendiri.
Maka dari itu, memanfaatkan kampanye door to door dengan cara membagikan souvenir akan terasa lebih hangat, kenapa?
Karena…
1. Menguatkan Personal Branding
Tidak bisa dipungkiri, personal branding merupakan kunci kuat untuk mempromosikan diri ketika berkampanye. Ketika terjun langsung memberikan souvenir. Kesan niat dan memperhatikan hal-hal kecil akan langsung melekat pada diri kita.
Tentu, karakter akan langsung terbentuk.
Seperti sebuah merek yang menempel pada diri kita, kemanapun kita melangkah, kita dikenal dengan merek diri tersebut.
2 . Terasa Lebih Intim
Bukan, bukan yang itu.
Maksudnya, ketika merasa diperhatikan, tentu hubungan akan terasa lebih hangat. Lebih intim.
Merasa diperhatikan di sini bisa diartikan sebagai pengganti kata Terima Kasih karena sudah rela meluangkan waktu dan pilihan kepada si yang berkampanye tersebut.
Ketika lebih intim, tentu akan membangun hubungan yang harmonis antara si kandidat dengan para pendukungnya.
3. Meminimalisir Penyakit Visual
Pernah kesal ketika melihat tiang listrik, tembok-tembok jalanan, ataupun ruang publik kosong penuh dengan kertas-kertas temple berisi kampanye?
Atau baliho maupun spanduk berukuran raksasa menghiasi sudut-sudut jalan memamerkan si kandidat?
Pernah kesal? Pasti. Karena, memang ganggu kesehatan visual.
Maka, pengadaan souvenir tentu akan sangat berguna untuk mengurangi penyakit-penyakit visual tersebut.
Kalau memakai souvenir, kan keren. Elegan, gitu.
4. Tahan Lama
Bagus itu relatif. Tetapi, memilih souvenir yang bisa dimanfaatkan dalam jangka lama adalah sebuah keputusan yang bijak.
Salah satunya, Mug.
Selain bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari, Mug sangat bisa dimanfaatkan sebagai media promosi. Media berkampanye. Lebih tepatnya, souvenir untuk kampanye.
Cukup aplikasikan desain pada Mug, seketika Mug akan bertransformasi menjadi souvenir yang sangat tepat untuk media promosi saat berkampanye.
Jadi, pengadaan souvenir, khususnya Mug merupakan pilihan yang sangat tepat. Memanfaatkan Mug sebagai media promosi saat berkampanye bisa menjadi salah satu pembuka jalan untuk menguatkan personal branding.